Selain tempat wisatanya yang eksotis, harga barang-barang dan makanan yang murah, serta keramahan warganya, Jogja juga memiliki segudang kuliner dengan cita rasa yang unik, khas dan lezat.

Ketika berbicara soal kuliner Jogja, maka yang pertama kali terlintas di pikiran kita adalah gudeg, angkringan, dan kopi joss. Tapi jangan salah, masih ada kuliner lain yang patut untuk anda coba di Jogja, bermodal sedikit blusukan kita akan menemukan makanan-makanan yang mungkin sulit ditemukan di daerah lain. Apa saja itu?

Sate Klathak Pak Pong

Menu sate kambing mungkin bisa ditemui di mana saja, tapi jika kita sedang berada di Jogja, tepatnya di seputaran Jejeran, Bantul, ada sajian sate yang khas dengan rasa dan cara pengolahan yang berbeda. Sate Klathak.

Kalau sate kambing pada umumnya ditusuk menggunakan tusuk sate dari kayu, lalu dibumbui dengan kecap, bawang, atau bumbu kacang, berbeda dengan sate klathak. Daging kambing yang sudah dipotong dadu ditusuk menggunakan jeruji sepeda dan hanya menggunakan garam serta merica sebagai bumbunya.

Alasan penggunaan jeruji ini adalah supaya panas api panggangan bisa masuk sampai ke dalam sehingga bumbu garam dan merica lebih meresap di daging dan daging kambing juga cepat matang dan empuk.

Meski hanya menggunakan bumbu yang sederhana, namun rasa dari sate klathak tidak bisa dibilang biasa saja, asin, gurih, dan pedas merica serta empuknya daging akan menggoyang lidah kita, apa lagi ditambah seporsi nasi putih yang hangat, dan cabe yang dirajang kecil-kecil.

Untuk menikmati cita rasa sate kambing yang unik ini, kita bisa langsung menuju warung sate kambing Pak Pong yang terletak di Jl. Stadion Sultan Agung (Jalan Imogiri Timur Km 7, Wonokromo), atau dari perempatan Jejeran (Jl. Imogiri Timur Km 7) kita belok ke kanan (barat) kurang lebih 500 Meter, warung sate klathak Pak Pong berada di kanan jalan.

Selain sate klathak, warung yang berada di tepi sawah dan menawarkan pemandangan sawah nan hijau dan sejuk ini juga menyediakan berbagai makanan olahan daging kambing lainnya, seperti sate kambing biasa (dengan bumbu kecap), gulai, tongseng, dan tongseng kepala.

Gudeg Pawon

Sebagai makanan khas Jogja, kita bisa dengan mudah menemukan penjual gudeg mulai dari kelas warung tenda, lesehan, sampai rumah makan di berbagai sudut kota Jogja. Terdapat tiga jenis gudeg di Jogja, yaitu gudeg basah, gudeg kering dan gudeg manggar. Masing-masing memiliki rasa yang berbeda namun tetap sama-sama lezat.

Di Jogja, gudeg bisa jadi solusi bagi anda yang mendadak merasa lapar di tengah malam, banyak warung makan gudeg yang buka bahkan hingga menjelang pagi.

Salah satu yang wajib anda coba adalah Gudeg Pawon. Warung makan gudeg rumahan ini terletak di Jalan Janturan, Warungboto, Jogja. Terletak di tengah pemukiman padat, kita tidak akan mengira jika salah satu rumah tersebut merupakan warung gudeg yang terkenal kelezatannya sampai kita melihat mobil dan motor yang parkir memenuhi tepi jalan dan antrian pembeli yang menunggu gudeg pesanan tersaji di meja.

Sesuai dengan namanya, ‘Gudeg Pawon’, pawon artinya dapur, di sini kita akan merasakan sensasi menikmati gudeg dengan cara yang berbeda. Kita bisa menyantap gudeg langsung di dapur tempat gudeg ini dimasak. Proses memasak gudeg yang menggunakan peralatan tradisional juga menjadi keunikan tersendiri di gudeg pawon.

Gudeg pawon buka mulai jam 11 malam, namun biasanya pengunjung sudah datang dan mengantri sebelum buka. Siap-siap kehabisan jika kita datang sedikit terlambat mengingat antrian yang panjang.

Mangut Lele Bu Is

Bagi anda penggemar ikan lele, warung mangut lele Bu Is yang terletak di jalan Imogiri Barat Km 12 wajib untuk dicoba. Mudah menemukan lokasi warung mangut lele ini. Dari perempatan ringroad jalan Imogiri Barat kita lurus saja ke selatan sampai menemui 2 kali lampu merah. Warung Mangut Lele Bu Is terletak tepat di sebelah kiri (timur) lampu merah tersebut.

Selain rasa mangut lele yang nikmat, keunikan dari warung makan ini ialah kita tidak hanya disuguhi mangut lele dan nasi saja, tapi lengkap beserta oseng-oseng lombok ijo, aneka sayuran hijau, dan sambal yang lebih terasa asin dari pada pedas.

Perpaduan antara mangut lele yang segar beserta nasi dan aneka sayuran dan sambalnya memberi sensasi rasa yang luar biasa, tidak heran jika warung makan ini selalu ramai pengunjung setiap harinya.

Bagi anda yang kurang suka dengan makanan lele, jangan khawatir karena di sini juga tersedia pilihan lauk yang lain seperti ayam goreng.

Harga seporsi mangut lele dan segelas es teh/es jeruk berkisar Rp 15.000.

Wader Goreng Pak Suko

Ingin menikmati makanan ala desa dengan suasana yang tenang, sejuk, nyaman dan berada di area persawahan? Coba saja datang ke warung wader goreng Pak Suko yang terletak di Sampangan, Mantub, Baturetno, Banguntapan, Bantul, atau di sebelah timur pemancingan Mataram Indah.

Aneka menu masakan ikan air tawar tersedia di sini, anda bebas memilih sesuai selera, mulai dari wader, belut, lele, kutuk, dll. Semuanya disajikan lengkap dengan lalapan dan sambal bawang lumayan pedas.

Rasa gurih dan asin dari wader, ditambah pedasnya sambel bawang lengkap dengan lalapannya serta suasana warung yang begitu tenang dan sejuk di pinggir sawah memberikan nuansa yang membuat rileks.

Pesan saja wader campur, maka kita akan mendapatkan sepiring wader bercampur dengan udang, belut, dan terkadang juga ada ikan lele yang masih kecil.

Dari luar memang tampilan warung ini tampak sederhana, namun pengunjung yang datang seolah tidak terputus sejak warung dibuka pada pukul 10 pagi. Tidak heran jika terkadang jam 1 atau 2 siang warung sudah tutup karena habis.

Sambal Belut Pak Sabar

Bagi sebagian orang, belut merupakan hewan yang tampak sangat menggelikan atau bahkan menjijikkan. Namun di tangan Pak Sabar, hewan yang hidup di lumpur dan bisa ditemukan di sawah-sawah itu diolah menjadi sajian sambel belut dan belut goreng yang nikmat dan membuat ketagihan.

Untuk menikmati lezatnya sambel belut yang pedas menggoda dan gurihnya belut goreng Pak Sabar, kita bisa menyambangi warung sederhananya yang terletak di Jalan Imogiri Barat Km 4, Dokaran, Tamanan, Banguntapan, Bantul.

Kesan menggelikan dan menjijikkan sudah sirna ketika belut-belut tersebut terhidang di meja kita. Sebaliknya kita akan merasa susah untuk berhenti makan sejak suapan pertama, nasi putih, plus sambal belut dan cuilan daging belut gorengnya. Belut sendiri memiliki banyak khasiat karena tingginya protein dan gizi yang terkandung di dalam dagingnya.

Kalau kita melihat ke daftar menu, maka tertulis harga belut per kiloan, nah, untuk itu sebaiknya ketika kita memesan, sampaikan saja pada pelayan pesanan kita untuk berapa orang, maka pelayan akan memperkirakan berapa kilo atau gram belut yang dibutuhkan serta sebutkan juga olahan belut yang kita inginkan, sambel belut, atau belut goreng, atau keduanya.

Soal kuliner bisa dibilang Jogja termasuk gudangnya kuliner lezat, kapan pun kita merasa lapar selalu ada makanan lezat yang bisa dinikmati, mulai dari menu yang sudah lazim kita dengar, hingga kuliner unik yang mungkin sulit ditemui di daerah lain.

Jalan-jalan ke Jogja belum lengkap rasanya bila kita tidak mencoba kuliner-kuliner uniknya.

Comments